Tenang dan senyap. Tak terdengar suara deburan ombak seperti biasanya, hanya hembusan angin yang menggoyangkan daun pohon kelapa. Siang itu langit begitu cerah. Terasa sekali cahaya matahari berada tepat di atas kepala. Namun, perjalanan yang kami tempuh sekitar satu jam dari pusat kota Bandar Lampung saat itu seakan terlupakan, setelah mata ini dimanjakan oleh hamparan pasir putih yang membentang luas dengan air laut yg begitu tenang. Kami semakin bersemangat untuk dapat segera menikmati indahnya suasana bawah laut Pantai Ketapang.

Bergegas, setelah semua barang telah duturunkan. Kami segera mensetting alat scuba yang akan kita gunakan untuk turun. Sudah terbayang betapa indahnya berada di bawah sana. Penyalaman saya kali ini di Pantai Ketapang Lampung Selatan ditemani oleh Anam, Fatiya, Risma, Gita, dan Bang Beni. Mereka adalah teman-teman  dari Anemon Diving Club Fakultas Biologi Universitas Lampung.

Penyelaman kami bagi menjadi dua sesi. Sesi pertama , saya turun bersama Anam, Risma dan Gita. Segera kami mempersiapkan semua alat dan melakukan briefing singkat. Untuk menentukan titik entries kami perlu berjalan lumayan jauh ke arah laut sekitar 50 meter dari bibir pantai. Pada titik yg telah disepakati, kami langsung mengkondisikan alat masing-masing dan bersiap untuk descending.

Sayangnya, kami sedikit mengalami kendala karena jarak pandang saat itu hanya sekitar tiga meter. Perlahan kami turun dan berhenti pada kedalaman 6 meter. Seketika, kami disajikan oleh hamparan terumbu karang yang begitu indah, membentang tanpa celah. Tak sampai di situ, pada kedalaman 8 meter kami menemukan anemon tempat clown fish bersembunyi dan bermain di dalamnya. Asik menjelajah serta berfoto ria, tak terasa penyelaman telah memakan sekitar 45 menit dan kami memutuskan untuk segera naik.

Pada penyelaman kedua, hari sudah menjelang sore, matahari telah condong ke arah barat. Benar saja, di bawah jarak pandang semakin pendek karena minimnya cahaya. Hal ini membuat penyelaman kedua kami terpaksa lebih singkat, tapi tak apalah. Dan ketika kami naik, langit sudah mulai petang, hanya meninggalkan sekilas cahaya yang dipantulkan dengan indah oleh tenangnya air laut Pantai Ketapang.

Penulis : Haviz Maulana

Editor : Novika


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.