Reef Covery V
Sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada yang mempunyai visi ‘Konservasi Sumberdaya Bahari’ Unit Selam Universitas Gadjah Mada yang akrab disapa ‘UNYIL’ kembali melaksanakan event tahunan Reef Covery V. Dengan tujuan mengambil tindakan nyata untuk menjaga kelestarian ekosistem karang melalui monitoring dan transplantasi karang, kegiatan ini telah dilaksanakan selama tujuh hari pada 17-23 November 2013 di Pulau Peucang, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
Menanggapi perbincangan mengenai persoalan lingkungan yang sudah ramai diseluruh belahan dunia. Kini tidak melulu masalah hutan, tanah ataupun sungai namun, terumbu karang-pun menjadi isu yang dianggap seksi untuk diperbincangkan. Terutama di Indonesia sebagai salahsatu negara yang mempunyai luasan terumbu karang paling besar dan beragam di dunia. Indonesia juga mempunyai berbagai persoalan dalam upaya pelestarian dan penyelamatan terumbu karang. Sebagai salahsatu langkah kecil sederhana untuk menanggulangi dan memulihkan kembali fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang sebagai habitat biota laut, maka dilakukan kegiatan Reef Covery V.
Kegiatan Reef Covery merupakan agenda rutin bagi Unit Selam Universitas Gadjah Mada selama kurang lebih sepuluh tahun. Reef Covery yang biasa dilakukan sebelumnya dilaksanakan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Guna memperluas jaringan serta berkat dukungan dan kerjasama dari Taman Nasional Ujung Kulon dan Yayasan Ujung Kulon Indonesia (YUKINDO), pada tahun 2013 kegiatan monitoring dan transplantasi ini dilakukan di tempat yang berbeda yaitu di Pulau Peucang, dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
Peserta kegiatan ini merupakan anggota Unit Selam UGM yang sudah mendapat pendidikan konservasi mengenai monitoring dan transplantasi karang. Monitoring terumbu karang telah dilakukan di empat titik penyelaman sekitar Pulau Peucang guna mengetahui kondisi dan tingkat kesehatan terumbu karang kawasan tersebut, sedangkan transplantasi karang dilakukan untuk beberapa jenis hard coral dan softcoral di pulau Peucang dengan jumlah keseluruhan 90 dalam dua meja transplan.
Dengan adanya kegiatan seperti ini diharapkan dapat memberikan contoh dan membangkitkan kesadaranmasyarakat yang kurang peka dan paham mengenai masalah pelestarian atau konservasi sumber daya bahari yang ada di Indonesia khususnya terumbu karang. Oleh karena itu mari kita jaga, lindungi, dan lestarikan segala sumber daya bahari yang kita miliki, karena tidak semua orang di dunia ini seberuntung kita yang memiliki lautan yang indah dan kaya akan sumber daya bahari yang beragam.
0 Comments