Saat itu adalah hari dimana petualangan besar dalam hidupku akan segera dimulai. Jiwa siap sergap sudah berkibar di dalam dadaku. Setiap detik waktu membungkam pikiran, tak hayal diri ini memikirkan betapa manis dan berharganya tiap langkah yang akan membawaku ke suatu ruang penuh warna.
Anganku tentang hari esok akan kuukir dalam sejarah hidupku. Aku pasang headset di kedua daun telingaku, tak luput dari senyum pagi hari yang menyapa dari raut wajah seseorang, ternyata dia adalah kawan yang akan menemaniku dalam berpetualang. Berbagai macam pembicaraan kami tuturkan dalam hangatnya secangkir teh. Setelah berbincang dalam waktu yang lama, terdengar bunyi nada dering tanda ada pesan masuk. Aku buka handphoneku dalam keadaan senang, namun saat aku membacanya seketika hatiku menjadi resah dan kaget tak terkendali saat kabar berita menunjukkan bahwa Gunung Agung yang berada di Bali dikabarkan dalam keadaan kritis dan Badan Penanggulangan Bencana menegaskan bahwa kawasan itu sangat berbahaya untuk dilalui serta sudah memasuki level III yaitu status siaga. Keberangkatan tim ekspedisi yang seharusnya ke Tulamben menjadi bimbang antara melanjutkan perjalanan ekspedisi yang telah direncanakan ataukah membatalkan ekspedisi karena Tulamben dekat dengan keberadaan Gunung Agung. Berbagai perasaan bercampur aduk rasa pasrah dalam hati pun menguasai, jika memang perjalanan  ekspedisi akan tetap atau tidak dilanjutkan meski persiapan dan perlengkapan telah dipersiapkan.
Malam sebelum keberangkatan tepatnya tanggal 19 September 2017 tim ekspedisi melakukan rapat menentukan rencana mengenai  keberangkatan ekspedisi. Hasil dari keputusan rapat, ekspedisi tetap dilaksanakan. Keberangkatan dialihkan tidak menuju Tulamben melainkan Menjangan. Keputusan ini membuat kami harus berfikir ulang, mengingat rapat pertama sebelum memutuskan tempat tujuan ekspedisi antara Tulamben atau Menjangan, ternyata alam lebih memihak ke Menjangan untuk perjalanan tim ekspedisi ini seperti kembali ke titik awal yang pertama kali memilih tempat tujuan. Dalam benak, timbul pertanyaan mengenai persiapan yang telah dilakukan untuk pergi ke Menjangan serta berbagai hal dapat diperhitungkan dengan baik hanya dalam tempo yang singkat. Salah seorang dari tim ekspedisi mengatakan yang diperlukan hanya mengubah beberapa hal dan perlengkapan yang akan dibawa sama saja.
Hari keberangkatanpun tiba, pelepasan tim dilaksanakan pada sore dan malam hari. Perjalanan ini dilakukan dengan mengendarai mobil dari salah seorang anggota tim ekspedisi. Saat malam keberangkatan, Sekretariat Unit Selam Ugm menuju N30 untuk memeriksa perlengkapan yang sudah di persiapkan sembari memasukkan semua perlengkapan dalam satu mobil membutuhkan waktu dan setelah itu perjalanan dalam petualanganpun dimulai.
Perjalanan malam yang panjang hingga sekitar jam 6 pagi, mobil menepi di sebuah masjid. Pagi itu masih terasa begitu dingin membuat enggan beranjak dari mobil, namun ada beberapa orang dari kami sedang melakukan ibadah sholat. Saat mobil menepi kembali untuk sarapan di sebuah warung di tepi jalan, setelah itu perjalanan berlanjut menuju pelabuhan Ketapang. Sesampainya di pelabuhan, mobil kami terparkir paling depan sehingga saat sampai di pelabuhan Gilimanuk kami harus secepatnya turun agar tidak terkena teguran petugas kapal. Saat di kapal, kami melakukan take video dan menikmati perjalanan menuju Bali.
Tibalah kami di bali barat setelah meninggalkan pelabuhan dan melakukan pemeriksaann ktp dari pihak kepolisian kami menuju tempat makan unuk makan siang. Makan siang di sebuah warung yang cukup murah dibanding tempat lain serta point penting tempat ini pemilik warungnya sangat ramah setalah itu melanjutkan menuju taman nasional bali barat. Memasuki halaman dan memarkir mobil kami menunggu seseorang yang merupakan kenalan seorang dari kami. Taman nasional bali barat atau disingkat tnbb menjadi tempat kami menginap dan penginapan ini gratis karena seorang dari kami mengenal yang bertugas disana. Syukurnya kami dapat tempat menginap dan untungnya lagi gratis sehingga masalah pertama tempat menginap tidak menjadi pikiran lagi karena berangkat mendadak dan kurang persiapan masalah penginapan. Tnbb memiliki beberapa hal yang bisa dinikmati seperti burung jalak bali dan pantai di belakang tempat kami menginap. Kami melewati sore dengan menikmati sunset di pantai. Malamnya kita pergi makan malam dan membicarakan mengenai penyelaman besok pagi.
Sinar matahari muncul di sela-sela jendela kamar menandakan cuaca cukup cerah untuk memulai penyelaman hari pertama kami. Pagi ini kami mengawali dengan makan pagi di tempat yang sama seperti kemarin dan membeli makanan untuk makan siang di kapal. Perjalanan menuju labuanlalang melewati jalan sepi dikelilingi hutan yang di pinggir jalan terlihat beberapa monyet yang berlarian dan banyak pohon-pohon tinggi yang terlihat jelas dari jalanan. Perjalanan menuju labuanlalang menempuh waktu yang tidak begitu lama dan sampailah kami di kawasan labuanlalang untuk menuju pulau menjangan. Kami memesan tabung di DSD yang telah di kontak kemarin malam sudah diantarkan, berjejer sekitar 18 tabung yang kami pesan. DSD merupakan peminjaman tabung yang murah serta dapat diantarkan ke labuanlalang. Harga peminjaman satu tabung Rp 40.000,00 tapi tidak termasuk pemberat hanya menyediakan tabung saja. Tabung dan peralatan kami diangkut menuju kapal lalu kami melakukan streaching sebelum menyelam agar tidak keram. Hal yang penting sebelum menyelam yaitu streching sehingga saat di laut tidak terjadi kram yang berakibat mengganggu penyelaman.
Hari pertama kami menyelam menuju tiga titik penyelaman bat cave,cave point dan mangrove point. Menuju titik pertama kami mengarungi lautan menggunakan kapal ditemani pak natsir sebagai pengemudi kapal dan mas boneng. Sembari menuju ke titik penyelaman pertama kami menyetting perlengkapan untuk menyelam yaitu setting scuba. Saat setting scuba yang terpenting setiap alat di cek dengan teliti sehingga saat penyelaman tidak terjadi trouble pada alat. Sesampainya pada titik penyelaman pertama yaitu bat cave. Saat kami menuju titik bat cave di permukaan lautnya kami melihat gua yang dikelilingi kelelawar dan hal inilah yang membuat titik penyelaman ini disebut bat cave bukan di lautnya ada kelelawar tapi di permukaan. Suasana di permukaan laut pada titik ini berarus sedang membuat kapal bergoyang-goyang. Sebelum menyelam yang harus diingat batas maksimal penyelaman yang menjadi kesepakatan awal sebelum turun karena kebanyakan dari kami baru A1 dan setiap menyelam setiap orang memiliki buddy karena tidak boleh menyelam sendirian. Setelah disepakati maka kami menyiapkan diri memakai masker yang dikalungkan di leher terlebih dahulu, lalu memakai weight, scuba dan terakhir fins. Kami turun dengan gaya back roll dari kapal. Hmmm sesaat sebelum turun dari kapal kepala terasa pusing  sehingga aku memutuskan tidak mengikuti penyelaman pertama ini. Sayang sekali bukan tapi tidak apa-apa aku dapat menikmati laut di permukaan untuk sementara waktu. Tips untuk yang sama sepertiku biasanya disuruh melihat ke arah yang jauh sehingga tidak terlalu pusing saat berada di atas kapal jadi aku bisa ikut ke penyelaman yang kedua.
Sebelum kami melakukan penyelaman kedua kami mampir ke tempat tracking sembari menuju ketempat ini kami mengganti tabung. Sesampainya di sisi pulau menjangan khususnya tempat tracking wisatawan kami istirahat dan snack time. Di kawasan tracking ini banyak terdapat wisatawan ynag berjalan-jalan. Dari sisi ini kita dapat melihat laut dari atas tebing. Pulau menjangan di sisi ini juga terdapat pura-pura yang biasanya dikunjungi umat hindu ketika pergi ke menjangan. Semua yang berkunjung kesini diharapkan tidak membuang sampah plastik sembarangan dan catatn khusus untuk yang sedang datang bulan tidak boleh memasuki kawasan pura. Setelah berjalan beberapa menit kami memutuskan kembali ke kapal dan melanjutkan penyelaman.
Penyelaman kedua dilanjutkan di cave point di titik ini rangkaian sebelum  penyelaman yang dilakuakan sama seperti saat di bat cave. Sesaat stelah ascending, sejauh mata memandang keindahan laut memang membuat terhipnotis saat laut yang biru begitu bening, wall yang berbentuk seperti gua menjorok kedalam, ikan beraneka ragam membuat tak henti-hentinya mengagumi keindahan laut. Di titik ini yang menarik saya melihat ikan sculling, karang yang besar-besar dan indah, sangat menakjubkan. Saat menyelam arusnya tidak begitu kencang dan saat menyelam terasa begitu sunyi seperti kamu di suatu tempat yang hanya ada kamu sendiri karena kamu ngga bisa ngobrol sama buddy mu saat menyelam hanya dengan kode saja kamu dapat berkomunikasi tetapi dengan diri sendiri kamu dapat bermonolog.Setelah menyela di cave point kami menuju pos 1 tempat kami dapat beristirahat sejenak dan makan siang sambil menikmati pemandangan dan disini kami melihat kijang. Beristirahat sambil mengambil beberapa video dan foto setelah itu kami melakukan penyelaman berikutnya. Penyelaman ketiga kami di titik yang namanya coral garden. Di mangrove point kenapa dikatakan mangrove point memenag titik ini dekat dengan hutan mangrove di pulau menjangan. Di titik ini penyelaman masih mengikuti wall, banyak ikan di titik ini aku melihat. Lautnya begitu seperti tidak begitu hidup banget seperti karang yang berwarna-warni tapi banyak ikan. Setelah penyelaman ketiga ini kami mengakhiri penyelaman hari pertama lalu menuju ke pengiinapan. Sesampainya di penginapan kami mencuci alat dan menjemur alat lalu mandi dan makan malam sambil malakukan evaluasi penyelaman.
Keesokan paginya kami melanjutkan penyelaman di titik temple point kenapa dikatakan temple point karena titik ini di permukaan dekat dengan pura yang ada di permukaan. Kami berfoto sebentar di permukaan lalu melakukan ascending.Coral garden banyak turis aku mengira akan ketemu banyaka di dalam tapi tidak , suasana masih sunyi disini banya sculing ikan yang panjang dan banyak karang.
Seteah meyelam kedua ini kami beristirahat makan siang dan beristirahat lalu melanjutkan penyelaman ketiga kami di pantai karang sewu. Penyelaman ini paling beda karena tidak di pulau menjangan. Perjalanan kami menuju pantai karangsewu yang maksimal kedalamannya 10 m menempuh beberapa menit dari menjangan. Sesampainya disana kami setting scuba lalu melakukan penyelaman. Di titik ini suhunya menurutku dingin, dan visibiliti yang sangat kurang sehingga jarak pandang sangat kurang tapi disini terdapat banyak binatang laut yang unik dan aku belum pernah lihat.Setelah penyelaman terakhir ini kami berfoto di pantai karang sewu lalu kembali ke penginapan cuci alat, mandi dan melanjutkan makan malam. Setelah makan malam kami kembali ke penginapan dan memikirkan besok mau kemana karena penyelaman telah selesai dilakukan. Kami besoknya hanya tidur sampai sekitar jam 8 karena kecapekan dan langsung mandi lalu masukin alat dan dibawa ke mobil. Selanjutnya kami makan siang lalu pergi ke festival kapal dan melihat anak-anak yang menaikkan layangan yang sangat besar.Setelah disitu kami melanjutkan untuk ke pelabuhan gilimanuk untuk menyebrang meninggalkan bali barat lalu kembali ke jogjakarta. Sampai di jogja kami langsung cuci alat dan melakukan cheklist. Perjalanan pun selesai tapi pengalaman penyelaman ini tak pernah terlupakan setiap momennya.
0 Comments