Buuuum… Wuuuush… Terdengar jelas di telinga kami suara ombak yang menabrak badan kapal yang sedang melaju. Pagi itu, kami sudah sangat dekat dengan tempat kami akan melaksanakan penyelaman. Yap Menjangan lah tempatnya.

Hari ini kami merencanakan penyelaman di dua titik penyelaman di pulau Menjangan. Sesaat setelah berlabuh di dermaga pulau Menjangan, dive master menginstruksikan kami untuk bersiap-siap untuk melakukan penyelaman pertama. Wah, ternyata titik penyelaman pertama ini letaknya sangat dekat dengan dermaga pulau Menjangan. Setelah mendengar instruksi tersebut, kami lantas langsung memakai masker, snorkel, dan fins kemudian menyebur ke laut. Alat-alat scuba kemudian diturunkan oleh kapten kapal untuk kemudian kami pakai di permukaan air. Setelah semua siap, kami langsung mengayuh menuju tempat menyelam.

“Regulator on!” Kata dive master kami saat kami sudah berada di titik penyelaman pertama kami di Menjangan, Pos 1 namanya. Kontur pos 1 yang berupa slope sama seperti tempat saya menyelam sebelumnya, namun lebih indah! Tak terasa pressure gauge sudah menunjukkan tekanan 50 bar, yang berarti kami harus berada di kedalaman 5 meter untuk melakukan safety stop. Akhirnya kami naik kembali ke permukaan dan istirahat sejenak sebelum melakukan penyelaman berikutnya.

Satu jam kami lewati untuk istirahat, makan, dan bermain-main di pulau Menjangan, sudah waktunya sekarang untuk melakukan penyelaman kedua. Kapal  sudah siap untuk membawa kami ke titik selanjutnya. Dibutuhkan waktu 10 menit untuk mencapai titik penyelaman kedua ini dari dermaga pulau Menjangan. “Nanti kalian akan melihat sebuah jangkar di bawah, jadi siap-siap mencari jangkar ya!” Kata dive master kami menceritakan titik penyelaman yang akan kami selami. Titik penyelaman ini bernama Anchor Wreck, ya pantas saja namanya Anchor Wreck, ternyata ada jangkar karam di bawah.

Kontur titik penyelaman ini sama seperti penyelaman sebelumnya, yaitu slope. Namun ada satu masalah disini, kami tidak melihat adanya jangkar! Lantas kami tanyakan kepada dive master mengapa kami tidak melihat jangkar di bawah, ternyata jangkar tersebut berada pada kedalaman 40-50 meter, di mana kami belum bisa untuk mencapai kedalaman tersebut karena lisensi kami. Sayang sekali!

Hari berikutnya kami merencanakan dua kali penyelaman lagi di pulau Menjangan, namun di titik yang berbeda tentunya. Dengan menempuh 15 menit perjalanan kapal dari dermaga pulau Menjangan, kami telah tiba di titik penyelaman pertama hari itu, Garden Eel namanya. Sesuai dengan namanya, di titik ini terdapat banyak moray eel yang bersembunyi di terumbu karang. “Wah bli, kok tadi saya hanya melihat 2 moray eel ya? Katanya ada banyak?” Tanya salah satu dari kami kepada dive master. Ternyata memang di tempat kami menyelam tadi memang hanya sedikit moray eel-nya, perlu menyelam lebih jauh lagi untuk menuju titik yang banyak sekali moray eel-nya, namun karena sisa udara kami tidak mencukupi, mau tidak mau kami harus kembali ke permukaan.

Beralih dari titik penyelaman ketiga, kami kembali ke pulau untuk istirahat, kemudian kami melakukan perjalanan 20 menit menuju titik penyelaman selanjutnya, yang dinamakan pos 2.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Kemegahan titik penyelaman ini membuat saya terkagum-kagum akan ciptaan Tuhan yang satu ini. Saya lihat gugusan terumbu karang yang berada di samping kiri saya , kemudian laut lepas di sebelah kanan saya, membuat saya menerka-nerka apa yang mungkin muncul dari laut lepas sana. Di bawah terlihat dasar laut yang masih jauh, namun cukup terlihat. Titik penyelaman ini adalah tempat menyelam yang paling indah yang pernah saya kunjungi sejauh ini. Sama seperti Garden Eel, kontur pos 2 juga berupa wall. Terlihat banyak sekali seafan yang mengipas-ngipas air di kedalaman 20 meter. Andai saya mempunyai insang untuk bernapas di dalam air, saya mungkin tidak akan kembali ke permukaan. Indahnya cipataan Tuhan.

Pos 2 menjadi penutup untuk penyelaman kali ini. Saya yakin masih ada yang lebih indah lagi dari ini, dan menunggu saya untuk menyelaminya. Jangan lupa menyelam!

 

Oleh :

Herdi Wira Aditya (Mahi mahi)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.