Bali menyimpan banyak sejarah akan keindahan alam yang ditawarkan oleh nya. Entah itu di darat maupun di bawah permukaan laut, melalui eksotisme dua alam itu lah Bali menjadi populer di telinga para turis manca negara. Tak tanggung-tanggung, menurut para karyawan biorock di Pemuteran banyak turis yang berasal dari negara Uni Eropa bahkan dari Negeri Paman Sam datang ke Pulau Dewata untuk menikmati indahnya laut Bali, menikmati sengatan sinar UV yang membuat “kulit hantu” mereka menjadi “sawo kemerahan” (ini yang dinamakan rumput tetangga lebih baik dari rumput kita sendiri, kita ingin menjadi mereka-mereka ingin menjadi kita) dan terakhir yaitu menikmati budaya Bali yang masih giat dipertahankan di zaman globalisasi.

“Di Bali, setiap desa pasti punya setidaknya tiga Pura: Pura ndeseu (desa), Pura segareu (segara) dan Pura ndalem. Konsep Pura ini sejalan dengan konsep ketuhanan Agama Hindu, yaitu Tri Murti. Pura ndeseu dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Pencipta yaitu Dewa Brahma, Pura Segareu dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Pemelihara yaitu Dewa Wisnu dan terakhir Pura Ndalem dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Perusak atau Penghancur yaitu Dewa Siwa. Pura Segareu ada di dekat dengan Laut biasanya di pantai atau di Pulau seperti di Pulau Menjangan dan Pura Ndalem biasanya digunakan untuk upacara Ngaben” sekiranya begitulah yang ku tangkap dari ucapan Bli Made, pemilik Home Stay Bali Gecko di Pemuteran.

Suatu senja saat aku sedang mencari makan malam bersama rekanku, Yupie. Aku melihat hal yang tak biasa, yaitu Pura persis di Pesisir pantai yang letaknya tak jauh dengan tebing pesisiir Klif. Terlepas dari konsep 3 Pura tadi. Aku sangat takjub dengan Pura Pulaki atau yang Bli Made sebut Monkey Temple. Aku takjub dengan banyaknya monyet yang berkerumunan di Pura tersebut. Kemudian setelah menyantap Ikan Kerapu Bakar Hj. Muslim, aku diceritakan oleh Bli Made bahwa Pura Pulaki dianggap sakral oleh penduduk setempat, karena banyaknya kerumunan monyet di sana. Uniknya, di belakang Pura hanya ada tanaman – tananan liar yang tidak menyediakan buah – buahan untuk disantap. Mengingat monyet memakan buah – buahan dan melihat badan monyet-monyet tersebut subur seperti banyak makan, padahal masyarakat sekitar jarang memberikan makanan untuk monyet-monyet Pura Pulaki. Masyarakat menganggap Dewa lah yang telah memelihara monyet-monyet tersebut, sehingga masyarakat menganggap daerah tersebut ialah merupakan daerah sakral.

Hal unik lainnya yang Bli Made kisahkan  adalah perilaku monyet-monyet  yang  menyerupai manusia pada umumnya, yaitu berkelompok dan menyerupai segerombolan gangster yang gemar mencari kerusuhan dan berkelahi. Bli Made mengatakan dia sempat nongkrong di daerah Pura Pulaki dan mengamati gerak – gerik mereka, ada dua kelompok monyet yang tampak bermusuhan dan berada di dalam area mereka masing – masing. Naas, harmoni kedua kelompok monyet tersebut dirusak oleh salah satu monyet yang melewati garis khayal batas teritorial salah satu kelompok. Sehingga terjadilah perkelahian antar monyet disitu.

“Yaaa… mereka tuh kayak kita lah ya, bisa bedain muka teman – teman mereka. Padahal kalo kita lihat muka mereka ya… sama semua kan ya… hahahahaha”, canda Bli Made kepada kami di Ruang makan Bali Gecko.

“Uniknya nih ya. Kalo ada salah satu dari mereka yang mati, ya karena kelahi atau ditabrak kendaraan yang lewat. Kelompoknya pasti ngerubunin yang mati itu, terus dibawa pergi ke atas bukit di belakang Puri Pulaki buat dikubur. Tapi aneh nya nih ya, penduduk sekitar ga pernah nemuin ada kuburan monyet di atas sana. Gatau dah ya itu masih belum diketahuin soalnya”, ujar Bli Made serius

“Makanya, dibikin lah patung Monyet ukuran besar untuk menghargai dan menonjolkan bahwa di daerah ini monyet – monyet tersebut hidup dan dihargai oleh penduduk sekitar”, ujar Bli Made layaknya tour guide yang bangga akan daerah asalnya.

Maka timbulah keinginan ku untuk berpose di depan patung monyet tersebut, dan juga karena ditantang sama mas Oji, Arkeologi UGM 2011. “Sana nyet, foto di depan patung monyet Pura pulaki“ yak kebetulan nama laut yang diberikan senior ku dulu sebelum dilantik jadi anggota adalah Monkey Fish. Sungguh sebuah nama yang tidak terbesit di pikiranku sebelumnya. Sial.

1500224499332

Patung monyet di Monkey Temple


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.