Melanjutkan misi Ekspedisi Nusantara Bawah Air, perjalanan dilanjutkan menuju sisi Barat Pulau Bali. Tim yang beranggotakan 6 orang, menjelajahi Bali Barat selama 5 hari.

Pemuteran

Pemuteran merupakan sebuah desa, jika dari Gilimanuk perjalanan dapat ditempuh sekitar 40 menit menggunakan mobil. Di Pemuteran, tim mengeskplorasi Biorock point dan Garden of the Gods. Dibawah, kami melihat gugusan biorock yang dibentuk beraneka ragam, bahkan ada membentuk nama karena mereka turut berkontribusi dalam program rehabilitasi ini. Biorock  merupakan teknologi rehabilitasi terumbu karang dengan aliran listrik yang memanfaatkan tenaga angin dan solar system. Aliran listrik yang diberikan memiliki tegangan rendah, yaitu hanya 6 volt sehingga tidak menyetrum mahluk hidup di sekitarnya. Aliran listrik tersebut merangsang pertumbuhan zat kapur yang sangat dibutuhkan bagi pertumuhan karang. Proses rehabilitasi ini awalnya dilakukan karena kondisi terumbu karang yang buruk di daerah ini. Dulu, Desa Pemuteran merupakan desa nelayan yang sering merusak karang. Seiring berjalannya waktu, warga berbenah dan menata kawasan ini. Sekarang,Desa Pemuteran merupakan kawasan pariwisata bahari sekaligus wisata alam.

Biorock di Pemuteran

 

Menjangan

Daerah yang terkenal dengan rusanya,Pulau Menjangan  termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang menjadi salah satu tujuan tim.  Kawasan Taman Nasional ini terkenal juga dengan Jalak Balinya. Hutan yang lebat dengan berbagai macam satwa liar dan pesona baharinya yang selalu dibicarakan orang karena merupakan lintasan Whale Shark. Perjalanan yang dinantikan menuju pulau paling Barat di ujung Bali ini.

Penyelaman di kawasan Taman Nasional dilakukan di 4 titik,yaitu Pos 1, Anchor Wreck, Pos 2, dan Garden eel.  Memulai perjalanan dari Labuan Lalang (pelabuhan penyebrangan Bali-Pulau Menjangan) tim siap melakukan penjelajahan ini. Penyelaman yang menegangkan karena beberapa titik memiliki karakter arus dan gelombang yang tinggi. Keunikan setiap dive spot memiliki daya pikat tersendiri. Seperti Anchor Wreck yang memiliki kekhasan jangkar kapal di titik ini. Garden Eel yang seperti namanya, banyak sekali baby Eel di titik ini. Pulau Menjangan menawarkan keunikan biota lautnya. Salah satu jenis karang yang mendominasi dari ke 4 titik ini adalah Sea Fan,atau yang sering disebut Kipas Laut. “Disini banyak Sea Fan, cantik sekali, ini pertama kalianya saya melihat sea fan sebesar dan sebanyak ini” ungkap Rika. 

Sea Fan di Pulau Menjangan

Purnama di Bali

Perjalanan kali ini, bertepatan dengan perayaan bulan purnama.  Perayaan bulan purnama memang dilakukan setiap bulan, namun pada bulan ini berbeda. Purnama bulan ini menunjukkan hari jadi sebagian besar Pura di Bali. Di Bali, setiap desa setidaknya memiliki  3 pura: Pura Ndeseu (desa), Pura Puseh dan Pura Ndalem. Konsep pura ini sejalan dengan konsep keTuhanan Agama Hindu, yaitu Tri Murti. Pura Ndeseu dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Pencipta yaitu Dewa Brahma, Pura Puseh dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Pemelihara yaitu Dewa Wisnu dan terakhir Pura Ndalem dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Pelebur yaitu Dewa Siwa dan sering digunkkan untuk upacara Ngaben. Di beberapa tempat di Bali,terutama daerah pesisir,biasanya terdapat juga Pura Segareu. Pura Segareu ini merupakkan perwujudan dari Dewa Penjaga Laut yaitu Baruna. Tepat tanggal 9 Juli, keluraga-keluarga pergi ke Pura dan sembhayang disana bersama keluarganya.  Persembahan berupa bunga dan buah yang menunjukkan syukur atas hasil bumi yang diterima selama ini.

Pesona  Bali tak lepas dari budayanya yang masih kental. Budaya yang lestari menawarkan keindahannya dan memanggil manusia untuk menjelajahi salah satu pulau exotis di negeri ini.  Melalui Ekspedisi Nusantara Bawah Air, Unit Selam UGM mencoba mengenal secara langsung keindahan budaya dan alam yang ada di Pulau Dewata .

Anggota Tim Ekspedisi


1 Comment

d · July 29, 2017 at 6:19 pm

sukses terusss!

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.